Rabu, 14 Oktober 2009
Anas Urbaningrum Raih Suara Terbanyak Munas Bersama KAHMI
10 Oktober 2009 oleh Dwiki Setiyawan
http://dwikisetiyawan.wordpress.com
KETUA Bidang Politik DPP Partai Demokrat yang juga Ketua FPD DPR-RI, Anas Urbaningrum, terpilih sebagai salah satu dari enam orang Pimpinan Kolektif Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (PMKN KAHMI). Anas meraih suara terbanyak, 413 suara dalam Munas Bersama KAHMI yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Sahid Jakarta (9-10/10). Pemungutan suara dilaksanakan secara maraton mulai pukul 23.00 WIB (9/10) hingga pukul 04.45 WIB (10/10).
Lima Pimpinan Kolektif lainnya, berdasarkan urutan perolehan suaranya masing-masing: Viva Yoga Mauladi (326 suara), Abidinsyah Siregar (326 suara), Harry Azhar Azis (260 suara), Mubyl Handaling (250 suara), dan Tamsil Linrung (206 suara).
Selain Anas yang berasal Fraksi Partai Demokrat, tiga dari lima pimpinan kolektif Majelis Nasional KAHMI lainnya juga anggota DPR-RI dari fraksi berbeda. Viva Yoga Mauladi dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), Harry Azhar Azis dari Fraksi Partai Golkar (FPG) dan Tamsil Linrung dari Fraksi Partai Keadilan Sosial (FPKS).
Selain dari latar belakang partai politik yang beragam, wajah-wajah baru di pucuk pimpinan Ormas Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam ini relatif muda usia. Keenam pimpinan kolektif ini juga pilihan dari representasi tiga wilayah : Barat, Tengah dan Timur Indonesia.
Munas ini diikuti Majelis Wilayah Provinsi dan Majelis Daerah Kabpaten/Kota se-Indonesia, juga sebagai “forum islah” antara dua kubu KAHMI yang berselisih pendapat, masing-masing kubu Presidium dan Pimpinan Majelis Nasional KAHMI untuk bersepakat mengakhiri segala perselisihan selama kurun waktu tiga tahun terakhir dalam forum “Munas Bersama”.
Perselisihan pendapat itu akhirnya dapat dijembatani melalui proses panjang dan berliku dengan dimediatori sesepuh KAHMI Akbar Tandjung. Keuletan, kesabaran, kelapangdadaan, independensi dan niat tanpa pamrih Akbar Tandjung dalam lobi-lobi diantara dua kubu KAHMI itulah yang akhirnya melahirkan Nota Kesepakatan Bersama. Nota Kesepakatan itu ditandatangani pada 30 Juni 2009 lalu, dan dituangkan dalam Deklarasi Islah Penyatuan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam.
Sebagai catatan, Ormas KAHMI didirikan di Surakarta pada 2 Jumadil Akhir 1386 H, bertepatan dengan tanggal 17 September 1966. Berfungsi sebagai wadah berhimpun alumni HMI guna menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka mencapai tujuan KAHMI. Dan sebagai organisasi perjuangan untuk menegakkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Adapun tujuan KAHMI dirumuskan dalam Anggaran Dasar Pasal 6, “Terwujudnya cendekiawan muslim yang mampu menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka perjuangan mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Logo Baru KAHMI
http://dwikisetiyawan.wordpress.com
KETUA Bidang Politik DPP Partai Demokrat yang juga Ketua FPD DPR-RI, Anas Urbaningrum, terpilih sebagai salah satu dari enam orang Pimpinan Kolektif Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (PMKN KAHMI). Anas meraih suara terbanyak, 413 suara dalam Munas Bersama KAHMI yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Sahid Jakarta (9-10/10). Pemungutan suara dilaksanakan secara maraton mulai pukul 23.00 WIB (9/10) hingga pukul 04.45 WIB (10/10).
Lima Pimpinan Kolektif lainnya, berdasarkan urutan perolehan suaranya masing-masing: Viva Yoga Mauladi (326 suara), Abidinsyah Siregar (326 suara), Harry Azhar Azis (260 suara), Mubyl Handaling (250 suara), dan Tamsil Linrung (206 suara).
Selain Anas yang berasal Fraksi Partai Demokrat, tiga dari lima pimpinan kolektif Majelis Nasional KAHMI lainnya juga anggota DPR-RI dari fraksi berbeda. Viva Yoga Mauladi dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), Harry Azhar Azis dari Fraksi Partai Golkar (FPG) dan Tamsil Linrung dari Fraksi Partai Keadilan Sosial (FPKS).
Selain dari latar belakang partai politik yang beragam, wajah-wajah baru di pucuk pimpinan Ormas Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam ini relatif muda usia. Keenam pimpinan kolektif ini juga pilihan dari representasi tiga wilayah : Barat, Tengah dan Timur Indonesia.
Munas ini diikuti Majelis Wilayah Provinsi dan Majelis Daerah Kabpaten/Kota se-Indonesia, juga sebagai “forum islah” antara dua kubu KAHMI yang berselisih pendapat, masing-masing kubu Presidium dan Pimpinan Majelis Nasional KAHMI untuk bersepakat mengakhiri segala perselisihan selama kurun waktu tiga tahun terakhir dalam forum “Munas Bersama”.
Perselisihan pendapat itu akhirnya dapat dijembatani melalui proses panjang dan berliku dengan dimediatori sesepuh KAHMI Akbar Tandjung. Keuletan, kesabaran, kelapangdadaan, independensi dan niat tanpa pamrih Akbar Tandjung dalam lobi-lobi diantara dua kubu KAHMI itulah yang akhirnya melahirkan Nota Kesepakatan Bersama. Nota Kesepakatan itu ditandatangani pada 30 Juni 2009 lalu, dan dituangkan dalam Deklarasi Islah Penyatuan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam.
Sebagai catatan, Ormas KAHMI didirikan di Surakarta pada 2 Jumadil Akhir 1386 H, bertepatan dengan tanggal 17 September 1966. Berfungsi sebagai wadah berhimpun alumni HMI guna menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka mencapai tujuan KAHMI. Dan sebagai organisasi perjuangan untuk menegakkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Adapun tujuan KAHMI dirumuskan dalam Anggaran Dasar Pasal 6, “Terwujudnya cendekiawan muslim yang mampu menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka perjuangan mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
Logo Baru KAHMI
Langganan:
Postingan (Atom)