Jumat, 31 Oktober 2008

Selamat Datang UU Pornografi

Oleh: Mohammad NUH
Menteri Komunikasi dan Informatika RI

sumber: republika.co.id
Hingga di penghujung rencana pengesahan terhadap RUU Pornografi oleh DPR, silang pendapat masalah itu di masyarakat dan juga di kalangan anggota DPR masih berlanjut, titik temu dalam menyatukan mereka yang pro dan kontra terus diupayakan, meskipun perjalanannya sangat berliku dan terkadang melelahkan. Karena memang pembahasannya saja memerlukan waktu enam tahun lebih.

Berpijak dari kenyataan tersebut, tulisan ini ingin menguraikan sebagian alasan tentang pentingnya UU Pornografi. Tentu pendekatannya tidak untuk memaksakan kehendak agar mereka yang kontra dapat menerima dan memberikan dukungan terhadap mereka yang pro. Sekali lagi tidak!Alasan ini perlu disampaikan, mengingat objektivitas memang harus selalu dikedepankan manakala kita ingin menemukan titik temu dalam berbagai persoalan di masyarakat yang menuai pro-kontra.

Sedikitnya ada tiga alasan mengapa kita sebagai bangsa dan negara yang besar ini membutuhkan UU Pornografi. Pertama, UU ini dapat dijadikan komitmen dan cerminan dari upaya untuk mencapai tujuan dari bangsa dan negara. Dalam Pembukaan UUD 1945, jelas tertuang tentang landasan apa yang harus dijadikan pegangan dalam membangun bangsa dan negara ini ke depan. Maka sesungguhnya, kehadiran UU ini menjadi salah satu realisasi dan upaya mewujudkan cita-cita dari para pendiri bangsa ini, sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

Pertanyaannya, mengapa selama ini perihal UU yang berkait dengan pornografi belum pernah dijadikan agenda pembahasan? Jawabnya tentu, bukan lantaran yang sebelum ini tidak ingin terjadi perpecahan--sebagaimana alasan mereka yang kontra terhadap UU ini tapi lebih karena perhatian kita selama ini masih pada persoalan dasar bagaimana membangun bangsa dan negara ini ke depan lebih baik.

Kedua, sebagai framework dalam menjalankan tata kelola pemerintahan dan bangsa. Pertanyaannya, apakah tidak cukup dengan konvensi, norma kesusilaan, atau etika publik yang selama ini telah dijunjung tinggi di masyarakat kita? Perlu dipahami, baik konvensi, norma kesusilaan, maupun etika publik, sesungguhnya memiliki keterbatasan, bisa mengalami pasang-surut dan perubahan sesuai dengan dinamika di masyarakat. Atas kenyataan itulah maka pilihan yang tepat untuk mengawal ke arah pembangunan bangsa dan negara ini lebih baik dalam tataran nilai dan kesusilaan diperlukan UU Pornografi sebagai framework.

Ketiga, sama-sama kita yakini, bahwa pembangunan karakter, jati diri bangsa sangatlah penting, strategis dan untuk dewasa ini sangat mendesak. Karakter bangsa menggambarkan potensi dan nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa dan menjadi modal yang sangat mahal. Sehingga, hal-hal yang menghambat dan mengganggu 'kemuliaan' jati diri harus dicegah. Harapannya, melalui UU Pornografi inilah maka bisa memperkuat tatakrama yang sudah ada di masyarakat yang selama ini dianggap cukup sebagai sebuah konvensi, norma kesusilaan, maupun etika publik.

Mengapa UU Pornografi ini penting dan mendesak? Fakta di masyarakat menunjukkan persoalan terbesar terkait patologi sosial atau penyakit kemasyarakatan sering kali berkait dengan persoalan judi, minuman keras (termasuk narkoba) dan perzinahan, yang kesemuanya sangat berhimpitan dengan persoalan pornografi. Patologi sosial itu beserta turunannya bersifat kompleks dan memiliki dampak negatif luar biasa terhadap kualitas kesehatan kemasyarakatan, dan tentu ujung-ujungnya pada kualitas bangsa. Inilah salah satu alasan tentang penting dan urgensinya UU pornografi.

Dalam memahami kompleksitas patologi sosial, pendekatan Benefit Comparative (membandingkan besar kecilnya manfaat-mudharat) sering kali digunakan. Pendekatan ini memberikan pelajaran sangat menarik tentang pentingnya mengedepankan rasionalitas, keutuhan (comprehensiveness), moralitas, dan kedewasaan. Seseorang bisa membandingkan antara satu perkara dengan perkara lain dalam ranah kompleks memerlukan rasionalitas yang kuat, keutuhan dalam memandang persoalan dan integritas moral yang tinggi.

Dan pada saat memilih (mengambil keputusan) harus bersikap dewasa, artinya pertimbangan rasionalitas dan moralitas menjadi landasannya, bukan sekadar suka-tidak suka ()ike and dislike. Pemabukan akibat minuman keras misalnya, bukan berarti tidak memberikan kemanfaatan, tetap ada manfaatnya. Misalkan dapat membuka kesempatan dan menyerap tenaga kerja. Tetapi, mudharatnya jauh lebih besar dibanding dengan manfaat yang diberikannya. Konsekuensi logisnya dan dengan sikap dewasa, ditinggalkanlah kepemabukan itu.

Demikian juga dalam memahami RUU Pornografi. Setelah melalui proses yang panjang dan berliku teramsuk uji publik di beberapa daerah (antara lain, Ambon, Manado, Bali, dan DKI Jakarta), akhirnya pada rapat Pendapat Akhir Mini Fraksi DPR RI pada 28 oktober 2008, telah disepakati semua fraksi kecuali FPDI-P dan Damai Sejahtera, RUU Pornografi insya Allah dalam waktu dekat akan disahkan menjadi UU Pornografi melalui rapat Paripurna DPR.

Beberapa alasan bagi mereka yang keberatan disahkannya UU Pornografi ini adalah: (i) dimasukkannya 'gerak tubuh' sebagai salah satu objek dalam definisi pornografi (Pasal 1 ayat 1). Meskipun mereka setuju: gambar, sketsa, foto, tulisan termasuk gambar bergerak sebagai objek dalam definisi tersebut. Kalau gambar bergerak dan foto saja bisa mengintrodusir kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat, apalagi gerak tubuh. Striptease (mohon maaf) misalkan, jelas merupakan gerak tubuh dan bisa mengintrodusir kecabulan. Itulah alasan dan pertimbangan fraksi-fraksi yang menyetujui 'gerak tubuh' masuk dalam objek definisi.

(ii) Adanya kekhawatiran UU Pornografi ini menistakan dan meniadakan kemajemukan budaya, adat istiadat, dan ritual keagamaan. Padahal, dalam tujuan UU Pornografi (Pasal 3) sangat jelas disebutkan, bahwa UU Pornografi ini bertujuan tetap menghormati, melindungi, dan melestarikan nilai seni dan budaya, adat istiadat, dan ritual keagamaan masyarakat Indonesia yang majemuk. Untuk itu, tidak ada landasan rasionalitasnya munculnya kekhawatiran sebagaimana yang sering disuarakan oleh kelompok yang kontra terhadap UU Pornografi.

Kehadiran UU Pornografi harus disyukuri dan disambut dengan baik, karena kehadiran UU Pornografi ini memberikan makna: (i) sebagai bukti dalam upaya untuk memperteguh komitmen dalam membangun karakter bangsa, sebagai bagian tidak terpisahkan dalam membangun bangsa yang bermartabat. (ii) Melengkapi dan menyempurnakan peraturan dan perundangan yang telah ada, sehingga tidak ada alasan untuk berkelit melakukan pembiaran dekadensi moral yang diakibatkan oleh pornografi dengan segala turunannya.

Meskipun demikian, bukan berarti masalah patologi sosial terutama yang diintrodusir pornografi sudah rampung. Tentu belum. Karena setiap pembuatan peraturan dan perundangan manfaatnya sangat ditentukan oleh workability(derajat efektivitas) dari peraturan dan perundangan itu sendiri. Beberapa pekerjaan yang harus ditindaklanjuti, antara lain, (i) Sosialisasi untuk menginformasikan, memahamkan, dan menyadarkan akan pentingnya kandungan dari UU Pornografi. (ii) Melengkapi perangkat peraturan, baik peraturan pemerintah, menteri, atau peraturan teknis lainnya.

Akhirnya, ucapan terima kasih harus disampaikan kepada DPR, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan dan masyarakat secara keseluruhan. Mudah-mudahan UU Pornografi ini bisa menjadi bagian dari persembahan dalam rangka memperingati 100 tahun kebangkitan nasional, 80 tahun sumpah pemuda, dan 10 tahun reformasi.

IN MEMORIAM LAFRAN PANE; ISLAM DAN INDONESIA

Sumber: HMI Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

http://www.hmikomtpub.or.id/cetak.php?id=193&PHPSESSID=6ca6726aeadec1abc228682a27c61bc9

Oleh: Hariqo Wibawa Satria*

Sebelum lebih jauh, perlu penulis sampaikan bahwa tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengidentikan pemikiran HMI dengan sosok Lafran Pane, karena di HMI sendiri tidak ada tradisi pengkultusan individu, siapa saja boleh mewarnai corak pemikiran dalam organisasi ini, bahkan orang yang bukan kader HMI. Maka cukup keliru ketika dikatakan bahwa pemikiran HMI adalah pemikiran Nurcholish Madjid. Tulisan ini hadir dalam rangka merefleksikan kembali semangat keislaman-keindonesiaan HMI. Sebuah organisasi yang muncul 2 tahun setelah kemerdekaan Indonesia, yang diprakarsai oleh Lafran Pane.

Almarhum Prof.Drs.H.Lafran Pane (Wafat 25 Januari 1991) adalah tokoh pemrakarsa pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan pemrakarsa proklamasi, namun hanya masyarakat terbatas yang mengenalnya. Meskipun dari HMI yang didirikan bersama kawan-kawannya telah lahir manusia-manusia-manusia unggul yang jauh lebih dikenal masyarakat ketimbang dirinya. Tokoh-tokoh intelegensia seperti Dahlan Ranuwiharjo, Deliar Noer, Nurcholish Madjid, Ahmad Syafi Maarif, Kuntowijoyo, Endang Syaifuddin Anshori, Chumaidy Syarif Romas, Agussalim Sitompul, Dawam Rahardjo, Immaduddin Abdurrahim, Ahmad Wahib, Djohan Effendi, Ichlasul Amal, Azyumardi Azra, Fachry Ali, Bahtiar Effendy, dll,
Terdapat juga tokoh-tokoh sosial-ekonomi-politik seperti HMS Mintaredja, M,Sanusi, Bintoro Cokro Aminoto, Ahmad Tirtosudiro, Amir Radjab Batubara, Mar’ie Muhammad, Sulastomo, Ismail Hasan Metareum, Hamzah Haz, Bachtiar Hamzah, Ridwan Saidi, Jusuf Kalla, Amien Rais, Akbar Tanjung, Fahmi Idris, Mahadi Sinambela, Ferry Mursyidan Baldan, Hidayat Nur Wahid, Marwah Daud Ibrahim, Munir SH, Adyaksa Dault, Abdullah Hemahua, Yusril Ihza Mahendra, Syaifullah Yusuf, Bursah Jarnubi, Hamid Awwaluddin, Jimlie Asshiddiqi, Anas Urbaningrum, dll.
Tidak berlebihan jika Yudi Latif, Lulusan (S-3) Australian National University (ANU) dalam bukunya “Intelegensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Inteligensia Muslim Indonesia Abad Ke-20,hal 502 menyebutkan : Lafran Pane sebagai generasi ketiga inteligensia muslim Indonesia setelah generasi pertama (Tjokroaminoto, Agus Salim,dll), generasi kedua (M. Natsir, M. Roem dan Kasman Singodimedjo pada 1950-an), generasi keempat (Nurcholish Majid, Imadudin Abdurrahim dan Djohan Efendi pada 1970-an).
Lafran Pane lahir di kampung Pagurabaan, Kecamatan Sipirok, yang terletak di kaki gunung Sibual-Bual, 38 kilometer kearah utara dari Padang Sidempuan, Ibu kota kabupaten Tapanuli Selatan. Sebenarnya Lafran Pane lahir di Padangsidempuan 5 Februari 1922. Untuk menghindari berbagai macam tafsiran, karena bertepatan dengan berdirinya HMI Lafran Pane mengubah tanggal lahirnya menjadi 12 April 1923.
Beliau adalah adik dari tokoh sejarawan terkemuka di Indonesia yaitu Sanusi Pane dan tokoh pujangga baru Armijn Pane, Ayahnya bernama Sutan Pangurabaan Pane adalah tokoh Partai Indonesia (PARTINDO) di Sumatera Utara. Sebelum masuk Sekolah Tinggi Islam (STI) latar belakang pendidikan yang utama dari Lafran Pane adalah Pesantren, HIS, MULO, dan AMS Muhammadiyah. Dia juga pernah belajar disekolah-sekolah nasionalis, seperti Taman Aksara di Sipirok dan Taman Siswa di Medan (Agussalim Sitompul 1976).
Sebelum tamat dari STI Lafran pindah ke Akademi Ilmu Politik (AIP) pada bulan April 1948. Setelah Universitas Gajah Mada (UGM) dinegerikan tanggal 19 desember 1949, dan AIP dimasukkan dalam fakultas Hukum, ekonomi, sosial politik (HESP). Dalam sejarah Universitas Gajah Mada (UGM), Lafran termasuk dalam mahasiswa-mahasiswa yang pertama mencapai gelar sarjana, yaitu tanggal 26 januari 1953. Dengan sendirinya Drs. Lafran pane menjadi Sarjana Ilmu Politik yang pertama di Indonesia.
Mengenai Lafran Pane Sujoko Prasodjo dalam sebuah artikelnya di majalah Media nomor : 7 Thn. III. Rajab 1376 H/ Februari 1957, menuliskan :“ Sesungguhnya, tahun-tahun permulaan riwayat HMI adalah hampir identik dengan sebagian kehidupan Lafran Pane sendiri. Karena dialah yang punya andil terbanyak pada mula kelahiran HMI, kalau tidak boleh kita katakan sebagai tokoh pendiri utamanya”.
Semasa di STI inilah Lafran Pane mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam (hari rabu pon, 14 Rabiul Awal 1366 H /5 Februari 1947 pukul 16.00). HMI merupakan organisasi mahasiswa yang berlabelkan “islam” pertama di Indonesia dengan dua tujuan dasar. Pertama, Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua, Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam. Dua tujuan inilah yang kelak menjadi pondasi dasar gerakan HMI sebagai organisasi maupun individu-individu yang pernah dikader di HMI.
Jika dinilai dari perspektif hari ini, pandangan nasionalistik rumusan tujuan tersebut barangkali tidak tampak luar biasa. Namun jika dinilai dari standar tujuan organisasi-organisasi Islam pada masa itu, tujuan nasionalistik HMI itu memberikan sebuah pengakuan bahwa Islam dan Keindonesiaan tidaklah berlawanan, tetapi berjalin berkelindan. Dengan kata lain Islam harus mampu beradaptasi dengan Indonesia, bukan sebaliknya.
Dalam rangka mensosialisasikan gagasan keislaman-keindonesiaanya. Pada Kongres Muslimin Indonesia (KMI) 20-25 Desember 1949 di Yogyakarta yang dihadiri oleh 185 organisasi alim ulama dan Intelegensia seluruh Indonesia, Lafran Pane menulis sebuah artikel dalam pedoman lengkap kongres KMI (Yogyakarta, Panitia Pusat KMI Bagian Penerangan, 1949, hal 56). Artikel tersebut berjudul “Keadaan dan Kemungkinan Kebudayaan Islam di Indonesia”.
Dalam tulisan tersebut Lafran membagi masyarakat islam menjadi 4 kelompok. Pertama, golongan awam , yaitu mereka yang mengamalkan ajaran islam itu sebagai kewajiban yang diadatkan seperti upacara kawin, mati dan selamatan. Kedua, golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang ingin agama islam dipraktekan sesuai dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Ketiga, golongan alim ulama dan pengikutnya yang terpengaruh oleh mistik. Pengaruh mistik ini menyebabkan mereka berpandangan bahwa hidup hanyalah untuk akhirat saja. Mereka tidak begitu memikirkan lagi kehidupan dunia (ekonomi, politik, pendidikan).
Sedangkan golongan keempat adalah golongan kecil yang mecoba menyesuaikan diri dengan kemauan zaman, selaras dengan wujud dan hakikat agama Islam. Mereka berusaha, supaya agama itu benar-benar dapat dipraktekan dalam masyarakat Indonesia sekarang ini. Lafran sendiri meyakini bahwa agama islam dapat memenuhi keperluan-keperluan manusia pada segala waktu dan tempat, artinya dapat menselaraskan diri dengan keadaan dan keperluan masyarakat dimanapun juga. Adanya bermacam-macam bangsa yang berbeda-beda masyarakatnya, yang terganting pada faktor alam, kebiasaan, dan lain-lain. Maka kebudayaan islam dapat diselaraskan dengan masyarakat masing-masing.
Sebagai muslim dan warga Negara Republik Indonesia, Lafran juga menunjukan semangat nasionalismenya. Dalam kesempatan lain, pada pidato pengukuhan Lafran Pane sebagai Guru Besar dalam mata pelajaran Ilmu Tata Negara pada Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, IKIP Yogyakarta (sekarang UNY), kamis 16 Juli 1970, Lafran menyebutkan bahwa Pancasila merupakan hal yang tidak bisa berubah. Pancasila harus dipertahankan sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Namun ia juga tidak menolak beragam pandangan tentang pancasila, Lafran mengatakan dalam pidatonya:
“ Saya termasuk orang yang tidak setuju kalau Pemerintah atau MPR mengadakan interprestasi yang tegar mengenai pancasila ini, karena dengan demikian terikatlah pancasila dengan waktu. Biarkan saja setiap golongan mempunyai interpretasi sendiri-sendiri mengenai pancasila ini. Dan interpretasi golongan tersebut mungkin akan berbeda-beda sesuai dengan perkembangan zaman. Adanya interpretasi yang berbeda-beda menunjukan kemampuan pancasila ini untuk selam-lamanya sebagai dasar (filsafat) Negara “. (hal.6)
Dari tulisan diatas nampak Lafran sangat terbuka terhadap beragam interpretasi terhadap pancasila, termasuk pada Islam. Islam bertumpu pada ajarannya memiliki semangat dan wawasan modern, baik dalam politik, ekonomi, hukum, demokrasi, moral, etika, sosial maupun egalitarianisme. Egalitarianisme ini adalah faktor yang paling fundamental dalam Islam, semua manusia sama tanpa membedakan warna kulit, ras, status sosial-ekonomi.
Wajah islam yang seperti ini selazimnya dapat dibingkai dalam wadah keindonesiaan. Wawasan keislaman dalam wadah keindonesiaan akan sesuai dengan perkembangan waktu dan tempat. Untuk kepentingan manusia kontemporer diseluruh jagat raya ini sebagai rahmatan lil alamin. Allahummagfirlahu.



* Hariqo Wibawa Satria (Rico Ws)
Sekretaris Umum) HMI Cabang Yogyakarta Periode 2007-2008, Saat ini sedan mempersiapkan buku pemikiran dan gerak pendiri HMI, Prof.Dr.Lafran Pane
www.ricows.worpress.com




Biodata singkat

Nama : Hariqo Wibawa Satria (www.ricows.wordpress.com)
Asal : Bukittinggi – Sumatera Barat
Alamat : Gedung Amal Insani, Jln RingRoad Utara No 4, Maguwoharjo
Hp : 085263835899
(pbhmi)

Ketika Tokoh HMI dan GMNI Menyatu di Pelaminan

http://www.cafepojok.com/forum/showthread.php?t=27468


DALAM sejarah peradaban manusia, banyak pelaksanaan akad nikah, prosesi dan resepsi pernikahan yang menarik dan unik. Ada pasangan pengantin yang menyatakan “ijab dan kabul” di dasar laut, ada yang melakukannya di udara dengan menggunakan payung udara, ada yang menggunakan balon udara, di kebun raya, dan lain-lain. Tidak sedikit pula pesta-pesta perkawinan yang diselenggarakan secara besar-besaran, mewah, dan serba “wah.” Tapi ada juga yang dilakukan secara massal.
Namun pernikahan yang satu ini lain dari yang lain. Pernikahan Kholis Malik dengan Wahyuni Refi Setya Bekti, bukan seperti biasanya. Karena Kholis Malik yang Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) adalah seorang Muslim-Nasionalis, sedangkan Refi adalah Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang Nasionalis-Muslim. Untuk itu banyak kalangan berharap, pernikahan kedua aktivis itu merupakan simbol obsesi persatuan Indonesia, bahu-membahu membangun kerjasama dan berbagai dimensi kehidupan.
Akad nikah antara Kholis dan Refi diselenggarakan di Masjid Cut Mutiah, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/10). Sedangkan resepsi diselenggarakan di Gedung Pewayangan Kautaman, TMII, Jakarta Timur, Minggu (12/10) malam.
Tentu berbagai kalangan hadir pada hari bersejarah itu, terutama pada acara malam resepsi. Tak hanya ucapan selamat dan doa disampaikan kepada kedua mempelai, tapi beberapa tokoh memberikan catatan tersendiri atas pernikahan Kholis dan Refi.

Rabu, 29 Oktober 2008

LEBARAN BERSAMA ANAK YATIM YUK…

[Ajakan Sederhana]

oleh: elvi h (lazis)
Maafkan saya jika ajakan ini terkesan sudah terlambat, tapi saya yakin diantara kita yang ada disini mungkin masih diperkenankan Allah untuk menikmati Lebaran tahun depan. Jadi bisa sebagai bahan renungan di tahun depan.

Tidak ada yang salah dengan aktivitas ke Mall membeli baju baru untuk lebaran nanti, baik baju untuk kita sendiri maupun untuk anak-anak. Ini bagian dari cara kita merayakan hari kemenangan, ceria bersama keluarga menikmati indahnya hari raya.Tetapi kalau boleh sekadar titip pesan, saat memilih pakaian untuk anak-anak, pilihkan barang satu potong saja pakaian untuk anak-anak yatim. Mereka tidak punya uang sepeserpun untuk membelinya, tidak ada orang tua yang akan membelikan mereka pakaian.
Entah sudah berapa lebaran mereka tak merasakan indahnya hari raya.Bagus-bagus saja kalau beberapa hari menjelang lebaran, para ibu sudah menyiapkan aneka kue lebaran. Beragam rasa dan aroma sirup pun sudah disiapkan untuk mereguk kesegaran hari raya bersama seluruh anggota keluarga.Tapi, kalau ada lebihnya barang satu toples, sediakan untuk anak-anak yatim di panti asuhan. Di panti, tidak ada kue lebaran dan sirup seperti halnya di kebanyakan rumah pada saat hari raya. Coba ingat deh, tahun lalu berapa banyak makanan yang akhirnya terbuang karena sudah kadaluarsa dan berjamur? Kalau sekiranya keluarga kita tak sanggup menghabisinya sendiri, bagilah kepada anak-anak yatim yang memerlukan.Saya tahu, kakanda dan saudara-saudara tak ingin melewatkan nikmatnya makan ketupat dan daging usai sholat Ied bersama seluruh anggota keluarga, ayah, ibu, isteri, anak-anak, adik, kakak, keponakan, sepupu dan keluarga besar lainnya.Tetapi izinkan saya mengajak kita semua, di lebaran kali ini untuk membawa beberapa
belah ketupat dan sedikit daging, kemudian kita makan bersama anak-anak yatim di panti asuhan. Jangan lupa, ajak teman-teman juga untuk menikmati lebaran spesial tahun ini.Saya tahu, saudara-saudara rindu kampung halaman, rindu ayah dan ibu serta keluarga
nun jauh disana. Memang mungkin saudara hanya punya sekali kesempatan dalam
setahun mengunjungi orang tua. Andai tak memberatkan, bolehkah saya mengajukan tawaran menarik kepada saudara? Di panti asuhan banyak anak-anak yang selalu
merindui kehadiran sosok ayah dan ibu dalam hidup mereka, namun sosok yang dirindui
itu takkan pernah bisa mereka temui, bahkan setahun sekalipun.Jika saudara berkenan merelakan lebaran tahun ini tak pulang kampung, kemudian kita pergi bersama-sama ke panti asuhan untuk mengobati rindu anak-anak yatim untuk bisa mencium punggung tangan "orang tua" yang selama ini mereka rindui.
Mereka ingin sekali mendapat kasih sayang seperti yang selalu diterima anak-anak kita.Saya pun mengerti, jika setiap lebaran kita ingin membahagiakan anak-anak serta keponakan dengan membagi-bagi angpaw lebaran di hari yang penuh kebahagiaan,
sebagai bagian dari rasa syukur kita.
Tetapi, izinkan saya melukiskan sekelumit kebahagiaan yang terpancar dari binar mata
dan air muka anak-anak yatim saat mereka menerima sedikit rezeki dari kita.
Mereka, penuh rasa syukur menerimanya, rasa mereka tentu lebih bahagia dari anak-anak kita yang memang sudah terbiasa menerima uang. Mereka memang tidak pernah meminta, tapi jika ada yang memberi, senyum mereka punya akan abadi hingga kembali bertemu
hari raya di tahun yang akan datang.Oya, sepekan setelah lebaran, jika masih tersisa sedikit rezeki, ajak mereka ke tempat rekreasi, seperti yang selalu kita hadiahkan untuk anak atau keponakan kita sendiri. Kapan terakhir mereka ke tempat rekreasi ya? Jangan-jangan mereka tak pernah tahu seperti apa pantai Cermin, Theme Park, Hill Park, Time Zone, Kebun Binatang, yang buat anak-anak kita justru tidak mau lagi ke tempat itu karena sudah bosan.Tapi... masih ada satu Hari Raya lagi, Insya Allah ditahun ini kita masih akan menikmati
Hari Raya lagi yaitu Hari Raya Idul Adha yang juga merupakan momentum tepat buat berbagi. Hari Raya Qurban sebagai gambaran keikhlasan Nabi Ismail yang digantikan
Allah dengan seekor qibas yang disembelih Nabi Ibrahim.

Saya yakin diantara kita makan daging sudah biasa, tapi bagi anak panti? Makan daging adalah sesuatu yang istimewa, sesuatu yang mahal.
Seiring dengan itu, jika berkenan dalam menghadapi Hari Raya Idul Adha tahun ini kami juga mengingatkan Saudara-saudara untuk mengeluarkan sedikit dari penghasilan kita untuk berqurban. Dimana nantinya daging yang telah disembelih akan disalurkan pada anak-anak di panti asuhan ataupun pada orang-orang yang kurang mampu.

Ini sekadar ajakan sederhana, sebagai bagian dari rasa syukur kita yang masih diberikan nikmat dari Allah SWT. Membuat anak-anak yatim tersenyum bahagia, mudah-mudahan Allah pun membahagiakan kita di dunia dan akhirat, bahkan membuat kita tersenyum di akhirat nanti.

Yuk, lebaran bersama anak yatim!
Yuk, berbagi dengan anak yatim!

KAHMI BERBAGI RASA DENGAN ANAK PANTI ASUHAN

Sumber : Waspada 29 Oktober 2008

Medan(Waspada): Keluarga Besar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Medan melakukan kunjungan silaturrahim Syawal 1429 H, sekaligus membagi rasa dan kegembiraanm dengan anak-anak Panti Asuhan Bani Adam AS di Jalan Mangaan No. 216 Pasar II Mabar, Minggu (26/10).

Rombongan KAHMI Medan terdiri dari Kordinator Presidium Ir. H. Murlan Tamba, MM, Sekjen Ir. Irwan Banri, Dr. Chairani serta pengurus lainnya Drs Anshari Tarigan, Zahirsyah, Drg Syahbana, Ir. Irwan Amin, Ketua LAZIS KAHMI Medan Drs. Abdul Karim, Nuzuliaty Madjied, SE, Elvi Hadriany, Ir. Nely Armayanti, Bendahara Dra Sugiarti, Ir, Murniaty Munir serta dewan penasehat H. Mutawali Ginting dan Presidium Kahmi Sumut H. Rusdi Lubis diterima pimpinan Yayasan Bani Adam Bandung, guru-guru, pengurus dan ketua Panitia Ir. Ferdy.

Ketua Presidium KAHMI Medan Ir. H. Murlan Tamba mengatakan kegiatan ini wujud kepedulian sosial untuk membantu anak-anak panti asuhan, kaum duafa dan pelajar berprestasi kurang mampu di kota Medan.

“Apalagi setelah Lembaga Amal Zakat Infaq Sedekah (LAZIS) KAHMI Medan memliki lembaga hukum, setiap penyalurannya terkordinasi dan transparansi, sehingga tidak menimblkan persepsi macam-macam di tengah-tengah masyarakat. Karena selama ini ada image, banyak LAZIS penyalurannya tidak sampai kepada yang dituju, “kata Tamba.

Dengan berbadan hukum, LAZIS KAHMI Medan dapat dipercaya dalam menyalurkan infaq atau sadaqah kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

Sekretaris KAHMI Medan Ir. Irwan Bahri mengatakan, saat ini KAHMI Medan sudah memiliki 15 lembaga plus lima bidang, salah satunya Bazis.

KAHMI Medan pada kesempatan itu juga melakukan pemeriksaan gratis bagi 250 anak-anak yatim di panti asuhan serta mnenggelar lomba tarik tambang, lomba azan dan ayat-ayat pendek semakin menambah meriahnya suasana. (m25)

Mensos : Idealisme Kepemudaan Harus Kembali Dimunculkan

Berita Sore
28 Oktober 2008 | 15:19 WIB

Medan ( Berita ) : Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah berharap idealisme kepemudaan kembali dimunculkan sesuai dengan semangat dan nilai sejarah bangsa Indonesia.

“Saya kira bagaimana membangun spirit atau semangat kepemudaan saat ini yang juga sesuai dengan idealisme,” ujarnya terkait peringatan Hari Sumpah Pemuda sesaat sebelum bertolak ke Jakarta di Bandara Polonia, Medan, Selasa [28/10] .

Dia mengatakan, dewasa ini sebagaian besar pemuda di tanah air bersikap pragmatis yang menyebabkan timbulnya generasi instan atau “ingin serba cepat” tanpa melalui proses dalam menyelesaikan suatu persoalan bangsa.

Padahal banyak persoalan besar yang sedang dihadapi bangsa seperti penanggulangan kemiskinan, sementara upaya mengembalikan harkat martabat bangsa dan kejayaan Indonesia memerlukan waktu tidak sebentar. “Untuk menyelesaikan masalah ini kan memerlukan yang waktu panjang, apalagi di tengah persaingan global yang cukup ketat dewasa ini dan perlu ada semangat serta idealisme,” ujarnya.

Menurut dia, kondisi pemuda instan itu disebabkan terjadinya revolusi di bidang industri teknologi komunikasi yang mendorong bangsa ini ingin cepat berubah dengan merujuk kepada salah satu negara lain.

Ia mencontohkan debat calon presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu yang dapat disaksikan secara langsung melalui siaran televisi di tanah air, yang kemudian memunculkan keinginan untuk melakukan hal sama. “Saya tidak bisa menafikan hal dan kondisi yang membuat kita harus seperti itu, apalagi kita menghindar dari kemajuan itu. Namun kita harus bisa memilah-milah mana yang baik bagi bangsa ini dan mana yang tidak dari kondisi tersebut,” jelasnya.

Bachtiar Chamsyah juga mengatakan, meski demikian selama hampir delapan tahun menjabat sebagai menteri ia menilai banyak terjadi perubahan ke arah positif yang dilakukan para pemuda dan generasi muda di tanah air.

“Saya mengikuti terus perubahan itu terutama di awal reformasi dan saya merasa bangga kalangan muda kita punya prestasi yang besar seperti pada olimpiade matematika dunia, fisika dunia dan terakhir Asian Beach Games kemarin,” katanya lagi.

Resesi Global

Menteri Sosial, Bachtiar Chamsyah mengatakan, resesi global yang diawali krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) tidak akan mempengaruhi dan mengurangi program pemberdayaan ekonomi rakyat yang dilakukan pemerintah.

“Seluruh program pemberdayaan masyarakat yang telah dicanangkan menjadi tiga kluster akan terus dilakukan oleh pemerintah,” katanya di Medan, Senin malam, usai acara halal bilhalal dengan para pengurus KAHMI Sumut.

Menurut Chamsyah, tiga kluster program pemberdayaan yang dicanangkan pemerintah akan jalan terus agar kesejahteraan rakyat terus dapat ditingkatkan.

Kluster pertama melalui pemberian bantuan langsung tunai (BLT), bantuan operasional sekolah (BOS), beras untuk kaum miskin (Raskin) dan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).

Kluster kedua dilakukan melalui koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan memberikan bantuan modal agar masyarakat dapat bekerja.

Ia mengatakan, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp70 triliun dalam program tersebut, sehingga setiap kecamatan dapat menerima dana sebesar Rp3 miliar untuk memberdayakan masyarakatnya.

Sedangkan, kluster ketiga dilakukan dengan cara memberikan kredit usaha kepada masyarakat melalui koordinasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) tanpa menggunakan agunan. Masyarakat dapat menikmati kredit usaha itu karena agunannya sudah dijamin oleh Asperindo yang telah mendapatkan dana sebesar Rp12 triliun dari pemerintah. “Semua program pemberdayaan tersebut terus berjalan meski resesi global sedang melanda dunia internasional,” Chamsyah.

BLT Perlu Diperpanjang

Menteri Sosial, Bachtiar Chamsyah, mengatakan bahwa program bantuan langsung tunai (BLT) sebaiknya diperpanjang hingga menjelang Pemilu 2009. “Dari aspek kesejahteraan, pemerintah menginginkan BLT 2009 diperpanjang minimal tiga bulan dan maksimal enam bulan. Kenapa saya bilang begitu, karena April kan sudah pemilu, jadi kita ingin menjelang pemilu situasi kondusif,” katanya, di Medan, Selasa.

Menurut dia, usulan memperpanjang atau dihentikannya bantuan bagi rumah tangga miskin untuk tahun 2009 itu masih dibahas bersama DPR.

BLT sendiri merupakan salah satu realisasi dari tiga klaster program pemerintah dalam mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi jumlah pengangguran. Program klaster pertama yakni program bantuan dan jaminan sosial yang didalamnya terdapat berbagai bentuk, seperti BLT, beras masyarakat miskin (raskin); kemudian bantuan oprasional sekolah (BOS) dan program keluarga harapan.

Kemudian program klaster kedua yakni program pemberdayaan atau yang dikenal dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang mendorong agar masyarakat mendapatkan lapangan pekerjaan dari bantuan yang diberikan. “Selain Departemen Sosial, PNPM Mandiri ini juga terdapat pada depertemen lain seperti Departemen Pertanian dan Departemen Pekerjaan Umum dengan alokasi dana yang disiapkan sekitar Rp70 triliun untuk seluruh Indonesia,” katanya.

Sedangkan yang terakhir adalah program peningkatan bagi usaha kecil menengah (UKM) dengan dana yang disalurkan oleh bank milik pemerintah sebesar Rp12 triliun lebih tanpa angunan atau yang dikenal dengan program kredit usaha rakyat (KUR), kata Mensos. ( ant )

Selasa, 28 Oktober 2008

SUMPAH PEMUDA SEBUAH HARAPAN

Hari ini adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yakni peringatan Sumpah Pemuda ke-80 . Peringatan yang selalu diperingati tidak saja bagi pemuda, tetapi oleh seluruh rakyat Indonesia. Ketika kita memperingatinya yang paling utama adalah mengevaluasi terhadap bagaimana posisi kepemudaan pada masa lalu dalam perspektif sejarah baik itu dari keberadaanya, peran sejarah yang dimainkan pada masa itu. Dengan demikian akan tampak momentum terutama saat ini sedang hangatnya diskursus tentang regenerasi kepemimpinan. Kaum muda menginginkan bahwa sudah saatnya era reformasi ini diteruskan kaum muda. Tentu berbagai kajian terhadap itu sungguh diperlukan.

Harapan bahwa pemuda sebagai penerus cita-cita bangsa adalah suatu yang pasti, namun sejauh mana kesiapan pemuda saat ini perlu dievaluasi ulang sekaligus membuat proyeksi terhadap berbagai peran yang akan dimainkan di masa mendatang. Sementara kita ketahui bahwa tantangan di masa mendatang tidak semakin mudah.

Dalam konteks kesejarahan HMI sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kepemudaan tentu sangat strategis posisinya dalam konteks kepemimpinan di masa mendatang.

Selamat memperingati hari Sumpah Pemuda ke-80.

HALAL BI HALAL KAHMI SUMUT

Majelis Wilayah Kahmi Sumut mengadakan halal bi halal dan silaturrahim keluarga besar KAHMi Sumut di Hotel Emerald Garden, Senin malam, 27 Oktober 2008. Hadir berbaga tokoh KAHMI yang berasal dari Sumut Menteri Sosial RI, Dr. Bachtiar Chamsyah. Dalam sambutannya, mantan Ketua Umum HMI Cabang Medan ini mengungkapkan agar perhatian kita lebih besar lagi untuk mengeluarkan ummat dari kemiskinan. Dalam hal ini KAHMI harus mencari jalan keluar dalam kegiatannya. Karena Mensos RI menyambut baik apa yang diungkapkan oleh Kordinator Presidium MW Kahmi Sumatera Utara dalam program-programnya.
Turut memberikan sambutan Gubernur Sumatera Utara, yang diwakili Asisten III Drs H Rahudman Harahap, MM.
Dari berbagai tokoh pemerintahan Pj. Walikota Medan, Drs. H. Afifuddin Lubis, anggota DPRD Sumut seperti H. Mutawali Ginting, SH, H. Amas Muda Siregar, SH, DrsUsman Hasibuan. Sementara itu juga memberikan sambutan Ketua Penasehat H. Hasnil Basri Siregar, SH. Dalam sambutannya, Kordinator Presidium MW Kahmi Sumut H. Rusdi Lubis, SH, MMA mengungkapkan bahwa program utama MW Kahmi Sumut adalah bisang ekonomi kerakyatan dan pendidikan. Kegiatan halal bi halal yang dihadiri berbagai tokoh seperti H. Zainuddin Tanjung, Ketua MUI Medan, prof Dr. M. Hatta, Prof Dr Nurfadil Lubis, MA, Prof. Dr. Urip Harahap, Drs. H. Panusunan Pasaribu, MM, H. Hanief Ray, Dr. Chairul Muchsin, alumni HMI yang selama ini di Jakarta Drs Dachrizal Dahlan, Ak dan lain-lain.
Berbagai Pengurus Majelis Daerah yang hadir MD Kahmi Kota Medan, Binjai, Simalungun dan lain-lain. Acara yang berakhir bersilaturrahim ini dihadiri lebih dari 500 orang warga KAHMI di Sumatera Utara. Acara diakhiri dengan saling bersilaturrahim dalam suasana idul fitri 1429 H.

Sabtu, 25 Oktober 2008

SEMOGA MENJADI HAJI MABRUR


Dalam beberapa hari belakangan ini kita diundang para sahabat kita yang akan menunaikan ibadah haji. Yang baru tercatat akan berangkat yakni Rekan kita Azhari Akmal Tarigan dan Ibundanya. Saudara kita Dr. Mutsyuhito Solin dan isteri Sri Minda Murni, suami dari Bidasari Daulay Bapak Bahrum. Tentu banyak alumni HMI yang akan berangkat belum tercatat oleh Kahmi Medan. Semoga rekan-rekan kita tersebut menjadi haji mabrur. Selamat dalam perjalanan dan kembali ke tanah air.

SILATURAHIM IDUL FITRI 1429 H KAHMI MEDAN DENGAN PANTI ASUHAN BANI ADAM MABAR MEDAN

Majelis Daerah Kahmi Medan akan menyelenggarakan silaturahim Idul Fitri 1429 H dipusatkan di Panti Asuhan Bani Adam Mabar Medan pada hari Minggu tanggal 26 Oktober 2008. Acara dimulai pukul 8 pagi dengan pemeriksaan kesehatan bagi 250 orang anak-anak yatim piatu. Kemudian dilanjutkan dengan perlombaan dan ketrampilan bagi peserta didik di Panti Asuhan tersebut. Acara ini diharapkan dihadiri oleh keluarga besar KAHMI Medan. Diperkirakan acara akan berakhir jam 14 siang setelah makan bersama dengan saudara-saudara kita di Panti Asuhan tersebut. Bagi rekan-rekan alumni HMI yang berada di Medan MD Kahmi Medan mengundang untuk hadir memeriahkan acara ini.