Rabu, 14 Oktober 2009

Anas Urbaningrum Raih Suara Terbanyak Munas Bersama KAHMI

10 Oktober 2009 oleh Dwiki Setiyawan

http://dwikisetiyawan.wordpress.com

KETUA Bidang Politik DPP Partai Demokrat yang juga Ketua FPD DPR-RI, Anas Urbaningrum, terpilih sebagai salah satu dari enam orang Pimpinan Kolektif Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (PMKN KAHMI). Anas meraih suara terbanyak, 413 suara dalam Munas Bersama KAHMI yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Sahid Jakarta (9-10/10). Pemungutan suara dilaksanakan secara maraton mulai pukul 23.00 WIB (9/10) hingga pukul 04.45 WIB (10/10).

Lima Pimpinan Kolektif lainnya, berdasarkan urutan perolehan suaranya masing-masing: Viva Yoga Mauladi (326 suara), Abidinsyah Siregar (326 suara), Harry Azhar Azis (260 suara), Mubyl Handaling (250 suara), dan Tamsil Linrung (206 suara).

Selain Anas yang berasal Fraksi Partai Demokrat, tiga dari lima pimpinan kolektif Majelis Nasional KAHMI lainnya juga anggota DPR-RI dari fraksi berbeda. Viva Yoga Mauladi dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), Harry Azhar Azis dari Fraksi Partai Golkar (FPG) dan Tamsil Linrung dari Fraksi Partai Keadilan Sosial (FPKS).

Selain dari latar belakang partai politik yang beragam, wajah-wajah baru di pucuk pimpinan Ormas Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam ini relatif muda usia. Keenam pimpinan kolektif ini juga pilihan dari representasi tiga wilayah : Barat, Tengah dan Timur Indonesia.

Munas ini diikuti Majelis Wilayah Provinsi dan Majelis Daerah Kabpaten/Kota se-Indonesia, juga sebagai “forum islah” antara dua kubu KAHMI yang berselisih pendapat, masing-masing kubu Presidium dan Pimpinan Majelis Nasional KAHMI untuk bersepakat mengakhiri segala perselisihan selama kurun waktu tiga tahun terakhir dalam forum “Munas Bersama”.

Perselisihan pendapat itu akhirnya dapat dijembatani melalui proses panjang dan berliku dengan dimediatori sesepuh KAHMI Akbar Tandjung. Keuletan, kesabaran, kelapangdadaan, independensi dan niat tanpa pamrih Akbar Tandjung dalam lobi-lobi diantara dua kubu KAHMI itulah yang akhirnya melahirkan Nota Kesepakatan Bersama. Nota Kesepakatan itu ditandatangani pada 30 Juni 2009 lalu, dan dituangkan dalam Deklarasi Islah Penyatuan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam.

Sebagai catatan, Ormas KAHMI didirikan di Surakarta pada 2 Jumadil Akhir 1386 H, bertepatan dengan tanggal 17 September 1966. Berfungsi sebagai wadah berhimpun alumni HMI guna menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka mencapai tujuan KAHMI. Dan sebagai organisasi perjuangan untuk menegakkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

Adapun tujuan KAHMI dirumuskan dalam Anggaran Dasar Pasal 6, “Terwujudnya cendekiawan muslim yang mampu menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka perjuangan mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.



Logo Baru KAHMI

Selasa, 29 September 2009

MUNAS BERSAMA KAHMI

Munas Bersama Kahmi akan diadakan pada tanggal 9-10 Oktober 2009 bertempat di Hotel Sahid, Jl. Sudirman Jakarta. Ketentuan mengenai peserta yaitu:
Majelis Wilayah mengirim utusan 2 (dua) orang
Majelis Daerah mengirim utusan 1 (satu) orang
Check in hotel: Jumat, 9 Oktober 2009 pukul 12.00 WIB
Check out hotel: Sabtu, 10 Oktober 2009 pukul 12.00 WIB
Konfirmasi peserta paling lambat 3 (tiga) hari sebelum kegiatan berlangsung.

Jumat, 25 September 2009

Halal Bi Halal Kahmi Sumut

Undangan
Kpd Yth Kkd/Sdr
MW/PMW Kahmi Sumut mengundang Kkd/Sdr berkenan hadir pada acara Silaturrahim Kahmi Sumut pada
Jumat/02 October 2009
Jam : 19.00 s/d selesai
Tempt: Convention Hall Hotel Tiara Medan
(info dari Sebum/MZP)

Jumat, 31 Juli 2009

ISLAH KAHMI: MEMBUAT SEJARAH BARU, MENCARI BENTUK ORGANISASI BARU

Murlan Tamba

Kordinator Presidium KAHMI Medan

Bahan diskusi disampaikan pada Diskusi Reguler dengan topik “ Membincang Islah Kahmi” yang diadakan oleh Majelis Wilayah KAHMI Sumut, 29 Juli 09 di KAHMI Sumut Centre - Medan

I

Sebagai pengantar diskusi malam ini perlu diinformasikan sikap Majelis Daerah KAHMI Medan dalam menanggapi Kesepakatan Islah KAHMI sesuai dengan hasil Rapat Pengurus Harian KAHMI Medan yang diperluas pada Minggu /26 Juli 2009 lalu yakni:

1. Majelis Daerah Kahmi Medan menyambut baik Deklarasi Islah Penyatuan KAHMI yang dilaksanakan Presidium Majelis Nasional KAHMI dan Pimpinan Majelis Nasional KAHMI yang diadakan pada 30 Juni 2009 di Jakarta.

2. MD Kahmi Medan melakukan conditioning terhadap upaya baik tersebut yakni dengan cara melakukan kegiatan yang bersifat kerja sama dengan PMD KAHMI Medan terutama dalam rangka kegiatan bulan Ramadhan 1430 H.

3. Dalam rangka mencari bentuk organisasi yang satu sebagaimana bunyi Deklarasi tersebut, KAHMI Medan akan melakukan kegiatan diskusi yang lebih intens dan lebih luas dengan cara pelibatan lebih besar peran serta Keluarga Besar KAHMI Medan.

4. MD Kahmi Medan akan membuat kajian secara komprehensif atas 2(dua) AD/ART KAHMI dengan membentuk POJKA AD-ART KAHMI. Hasil atau Rumusan Pokja akan dikirimkan kepada Panitia Pengarah Munas Bersama sebagai masukan kepada Munas Bersama yang akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal10-11 Oktober 2009 mendatang.

5. MD Kahmi Medan mengingatkan kepada kedua pucuk Pimpinan Nasional KAHMI (Presidium Majelis Nasional dan Pimpinan Majelis Nasional) di Jakarta agar konsisten menjalankan Deklarasi tersebut, mengingat bahwa upaya kesepakatan yang telah dibangun dan dihasilkan tersebut memiliki momen penting dan mahal,oleh sebab itu harus dijaga dan dikawal agar tidak sia-sia dan hanya bersifat politis. Bila Islah tidak diwujudkan selambat-lambatnya Desember 2009 sesuai dengan bunyi Deklarasi Islah, maka sikap MD Kahmi Medan akan melakukan upaya hukum terhadap dua organisasi Kahmi tersebut.

Formula pemikiran KAHMI Medan tersebut diharapkan akan membesar sejalan dengan kemauan kuat dari semua tingkat dan jenjang Pengurus Kahmi untuk menyamakan persepsi dalam mendukung proses tekad islah yang sudah dikumandangkan tersebut.

II

Apa yang dirasakan KAHMI saat ini jelas tidak menguntungkan semua pihak baik itu bagi internal maupun eksternal organisasi. Kita merasakan bahwa potensi internal tidak bisa dikembangkan, sebab banyak alumni HMI yang sifatnya pasif terhadap kegiatan Kahmi sebagai upaya netral terhadap kedua bentuk organisasi Kahmi. Untuk menguatkan pandangan ini ketika kita menginformasikan kegiatan Kahmi muncul pertanyaan Kahmi mana?. Pertanyaan yang tidak enak ini membuat kita semakin hari semakin kehilangan arti dari kebersamaan, kesetiakawanan, kesamaan misi dan tujuan HMI dan seterusnya. Kemudian secara eksternal demikian juga bahwa dengan keberadaan Kahmi saat ini memberikan citra yang negatif terhadap upaya membangun silaturrahim umat, Kahmi bukan lembaga yang relatif dapat dibanggakan dan diharapkan sebagai pemersatu umat.

Bahwa kedua bentuk organisasi memiliki sisi positif dan negatif, sebagai contoh jika dulu ada anggapan bahwa bentuk Presidium tidak dapat ditarik ke wilayah politik, sementara bentuk yang sifatnya Presidential relatif ‘lebih mudah’, ternyata pada kenyataan sekarang dua-duanya hampir sama telah masuk ke arena yang sama. Kemudian bentuk Presidium yang diterapkan terutama mungkin di beberapa wilayah/daerah tidak konsisten tidak jauh berbeda dengan Presidensial, yakni masih ditemui istilah Ketua Presidium, Kordinator Presidium tanpa dilakukan pergiliran secara teratur kepada Presidium selama masa periodesasi sebagai manisfestasi kolegial kolektif yang disyaratkan dalam konstitusi. Sehingga bentuk Presidium tidak konsisten tersebut memberikan implikasi tertentu terhadap kemurnian arti Presidium. Padahal kita tahu bahwa struktur organisasi presidium bersifat fleksibel. Sebagaimana pengertian presidium sendiri, yaitu kepemimpinan bersama, atau collective presidency setiap anggota presidium memiliki kewenangan dan kewajiban yang sama.

presidium, praesidium:1. (in Communist countries) a permanent committee of a larger body, such as a legislature, that acts for it when it is in recess; 2. a collective presidency, esp of a nongovernmental organization (Collins Discovery Encyclopedia, 1st edition © HarperCollins Publishers 2005)

Sementara itu secara kultural kitasebagai alumni HMI berasal dari bentuk organisasi presidensil. Selama bertahun-tahun kita di HMI mengenal Ketua Umum, Ketua pada setiap jenjang struktur organisasi dan pada tingkat nasional PB HMI kita mengenal istilah Sekjen. Sementara itu berbeda dengan organisasi seperti GMNI dalam kiprahnya mengenal Presidium merupakan badan eksekutif tertinggi yang bersifat kolektif-kolegial. Namun pelaksana sehari-hari kebijakan Presidium adalah Sekretariat Jenderal yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal.

Dari kedua bentuk organisasi tersebut tetap ada sisi positif dan negatifnya.

Menurut teori organisasi bahwa dalam proses pengambilan keputusan dan perilaku organisasi sangat ditentukan tidak saja oleh bentuk atau struktur organisasi namun erat kaitannya dengan periodesasi organisasi sebagai bagian dari kontinuitas organisasi tersebut. Ada pandangan bahwa periode 5 tahun terlalu lama memberikan dampak kepada efektifitas organisasi yang ideal adalah 3 tahun.

Masih banyak lagi sisi positif dan negatif, tetapi yang penting bahwa sisi paling negatif adalah organisasi Kahmi dua. Ini adalah sisi yang sangat negatif bagi sejarah organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia.

III

Beranjak dari permasalah di atas, dengan momen telah disepakatinya adanya Islah, maka adalah wajar jika KAHMI melihat berbagai kekurangan selama ini sebagai masalah mencari bentuk sosok organisasi yang tepat untuk dibangun di masa mendatang. Bisa pilihannya organisasi tersebut berbentuk presidium, presidensial, atau kombinasi atau bentuk baru sama sekali. Dalam melihat bentuk baru tersebut maka perlu berbagai pendekatan yang didasarkan kepada hal-hal penting.

Daur Hidup Organisasi

Kahmi yang lahir 17 September 1966, tidak lama lagi akan berulang tahun ke-43, saat sekarang apakah dikategorikan sebagai era tumbuh berkembang/dewasa atau telah masuk kategori tua (declining) dan tak lama lagi akan memasuki masa akhir atau mati (death), sebagai daur hidup ke empat..

Organizations have a life cycle consisting of four stages: birth, growth, decline dan death. They pass through these stages at different rates, and some do not experience every stage. To survive and prosper, organizations have to manage various internal and external force. An organization must manage problems associated with its structure at critical point in its life cycle….An organization must adapt to uncertain and chaning environment and overcome the organizational inertia that constantly threatens its ability to adapt to enviromental changes. (Gareth R. Jones, Organizational Theory: Text and Cases,Wesley Publishing, 1995, hal 449-450)

Agar tidak terjadi phase ke-empat maka perlu melakukan perubahan mengadaptasi perubahan, lingkungan yang cepat berubah, malah saat ini harusnya memimpin perubahan. Untuk itu sebelum phase menurun seharusnya Kahmi dalam konsep daur hidup harus mencari bentuk baru sebagai upaya inovatif untuk berdaur hidup baru yang sesuai dengan perubahan yang terjadi.

Stuktur Organisasi

Dalam organisasi kita mengenal struktur yang rendah/datar (flat structure) atau diistilahkan dengan bentuk candi Borobudur dan struktur yang tinggi (tall structure) atau candi Prambanan. Tinggi rendahnya struktur tersebut sebagai perwujudan dari otoritas atau kewenangan dan control (pengawasan). Bagi KAHMI kedua-duanya memiliki hirarki yang sama dan relatif datar yaitu Nasional, Wilayah, Kabupaten/Kota. Sehingga sisi kewenangan relatif sama dan span of control pun hampir sama, tidak memiliki hirarki yang terlalu tinggi. Dalam hal struktur organisasi kewilayahan hamper sama dan dianggap baik dan tetap dipertahankan.

Sifat dan Kultur Organisasi

Melihat kultur Kahmi saat ini masih manjadi dilema apakah lebih dominan sebagai organisasi paguyuban, ormas atau sifatnya hanya reuni alumni dari masa lalu. Berbagai pandangan adanya yang menyebutkan bahwa Kahmi merupakan organisasi yang sangat cair sifatnya hanya guyub, tidak seperti ketika dulu masa di HMI, tetapi ada pandangan yang menginginkan bahwa Kahmi sebagai lanjutan HMI yang merupakan organisasi kader. Ada yang menginginkan sebagai organisasi intelektual/pendidikan, organisasi kader dan lan-lain.

Kemudian ada kesamaan yang mendasar bahwa dua jenis organisasi memiliki kesamaan asas yakni Islam.

IV

Apa yang kita diskusikan pada malam ini tentunya memberikan dampak positif kepada proses islah terutama kepada para Pengurus sesuai dengan jenjangnya.

Sebagai sesama alumni HMI menyatakan bahwa orang-orang Mukmin bersaudara, dan memerintahkan untuk melakukan ishlah (perbaikan hubungan) jika seandainya terjadi kesalahpahaman di antara dua orang (kelompok) kaum Muslim.

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kaum (pria) mengolok-olokkan kaum yang lain, karena boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) itu lebih baik daripada mereka (yang mengolok-oLokkan); dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita yang lain, karena boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-olokkan lebih baik dan mereka (yang memperolok-olokkan), dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri, dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Sejelek-jeleknya panggilan adalah (sebutan) yang buruk sesudah iman. Barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (QS Al-Hujurat [49]: 11).

Kesamaan Persepsi

· Kedua organisasi memiliki sisi positif dan negatif, yang diutamakan adalah organisasi yang satu

· Kedua organisasi harus memiliki kemauan yang sama untuk bersatu

· Kedua organisasi harus malu sebagai organisasi intelektual tidak bisa melakukan islah

· Apa pun yang dipilih dalam bentuk organisasi tidak masalah yang utama adalah organisasi yang satu Kahmi.



Penyatuan Kahmi di Wilayah/Daerah

· Kahmi Wilayah dan Daerah harus membangun keadaan kondusif untuk terciptanya Kahmi Satu, yakni dengan melakukan kegiatan bersama pada Ramadhan 1430 H.

· Setelah di Tingkat Nasional dilaksanakan Munas Bersama, maka secara hirarki organisasi diadakan Muswil Bersama pada Tinggat Wilayah dan Musda Bersama pada Tingkat Daerah.

Keberadaan Kepengurusan Kahmi

Pada tataran nasional, wilayah dan daerah yang selama ini dianggap sebagai pemicu dualisme kepemimpinan jangan dipilih kembali diharapkan direkrut pengurus yang baru yang tidak cenderung memiliki potensi untuk konflik. Dalam perhitungan bisa saja mencapai 50 persen mungkin terjadi perubahan. Atau opsi yang moderat, semua pengurus dari kedua kepemimpinan disatukan menjadi kepengurusan baru atau sifatnya penjumlahan,jadi terjadi penggemukan.

Mengantisipasi Islah Tertunda dan Gagal

Harus ada kesamaan pandangan bahwa Deklarasi Islah yang telah dihasilkan tersebut sungguh mahal, harus diapresiasi dan dikawal. Jika gagal, maka sebagaimana sikap Kahmi Medan perlu juga diingatkan mungkin apakah Kahmi tanpa nasional lebih menguntungkan. Jadi dengan demikian Kahmi di Wilayah atau Daerah dapat bersatu melakukan Muswil atau Musda Bersama. Dan apakah ini boleh disebut sebagai sejarah baru yang inovatif. Semoga.

Senin, 01 Juni 2009

RAKORNAS KAHMI IV 22-24 MEI 2009 DI BANDUNG

Setelah penundaan Rakorans KAHMI yang seharusnya di Gorontalo dipindahkan pelaksnaannya ke Bandung yang diadakan pada tanggal 22-24 Mei 2009 lalu. Untuk meningkatkan peran serta KAHMI Medan dan keterlibatan dan event nasional tersebut setelah sebelumnya diadakan Rapt dengan Majelis Pakar KAHMI Medan, maka KAHMI Medan mengutus peserta sebanyak 9 orang, suatu jumlah yang cukup besar. Rekan-rekan KAHMI Medan yang bernagkat tersebut yakni Murlan Tamba, Anshar M. Noor, Khairani Sukatendel, Nelly Armayanti, Evie, Karim Nasution, Irwansyah Djali, Nuzuliati, dan Datuk.
Rakornas yang dilaksanakan di Grand Pasundan Hotel tersebut dihadiri pada pembukaan berkisar 100o orang dibuka oleh Wakil Presiden RI M. Yusuf Kalla. Dihadiri 33 MW dan 250 MD se Indonesia. Rakornas memutuskan mendukung kader terbaiknya pada Pilpres 8 Juli 2009 mendatang.

Kamis, 16 April 2009

KAHMI MEDAN AKAN MENGHADIRI RAKORNAS KAHMI DI GORONTALO, 24-26 ARIL 2009

Kahmi Medan akan menghadiri Rakornas KAHMI di Gorontalo yang berlangsung tanggal 24-26 April 2009. Dierkirakan KAHMI Medan akan mengutus sebanyak 6 orang. Sebenarnya utusan MWK dan masing-masing MDK sebanyak 2 org. Namun MD Medan sungguh antusias mengahdiri acara tersebut. Rakornas ini insya Allah akan dihadiri oleh RI-1 dan RI-2, serta semua calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dari anggota KAHMI.
Rakornas ini sekaligus sebagai persiapan Munas VIII akhir tahun ini (setelah Pemilu PilPres/Wapres.)

Sabtu, 11 April 2009

Masjid Raya Baiturrahman: Paduan Afrika-Persia-Spanyol


By Republika Newsroom
Kamis, 09 April 2009 pukul 12:39:00

Masjid ini menjadi saksi bisu keganasan badai Tsunami, 26 Desember 2004, yang menewaskan ratusan ribu warga Aceh.
Kalau Anda ke Banda Aceh, ibu kota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), pasti akan menyaksikan kemegahan Masjid Raya Baiturrahman. Sebab, di samping arsitekturnya yang indah, juga letaknya persis di jantung kota. Karena itu, terasa belum lengkap jika berkunjung ke kota paling ujung Pulau Sumatra ini bila belum menyaksikan keindahan masjid yang konon termasuk salah satu masjid terindah di Asia Tenggara.

Sebagai masjid kebanggaan rakyat Aceh sejak dahulu sampai sekarang, Masjid Raya Baiturrahman menyimpan sejarah panjang dan menarik. Masjid ini dahulunya merupakan masjid Kesultanan Aceh. Ada yang menyebutkan nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama masjid raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada 1612 M. Riwayat lain menyebutkan bahwa masjid ini sudah dibangun jauh sebelumnya. Sultan Iskandar Muda hanya melakukan perbaikan.

Bila dilihat dari bentuknya, Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh ini memiliki keunikan yang sangat khas. Ketika berada di depan pintu gerbang (gapura) atau saat berada di tengah jantung Kota Banda Aceh, Masjid Baiturrahman ini menampakkan tiga kubah utama. Dari kejauhan, ketiga kubah itu menampakkan nilai estetika yang sangat menarik.

Model terbaik
Secara umum, arsitektur Masjid Raya Baiturrahman bercorak eklektik, yaitu suatu rancangan yang dihasilkan dari gabungan berbagai unsur dan model terbaik dari berbagai negeri sehingga bangunan masjid menjadi begitu megah dan indah. Untuk menambah kemegahan dan keindahan, masjid ini diposisikan di tengah lapangan yang luas dan terbuka sehingga semua bagian masjid bisa terlihat dengan jelas dari kejauhan.

Bagian pertama masjid adalah gerbang yang posisinya menempel dengan unit utama. Setelah gerbang, terdapat serambi yang berbentuk persegi panjang. Bagian depan, kiri, dan kanan serambi dikelilingi oleh tangga yang membentuk huruf U. Pada ujung tangga depan, terdapat tiga bukaan (jendela tanpa pintu) yang dibentuk oleh empat tiang langsing silindris model arsitektur Moorish yang banyak terdapat di masjid-masjid Afrika Utara dan Spanyol. Dan, antara tiang satu dengan lainnya dihubungkan dengan pintu gerbang patah model Persia.

Karena ada empat tiang, itu berarti terdapat tiga pintu gerbang. Pada bagian atas dan sisi pintu gerbang, terdapat hiasan relief lengkung-legkung, seperti corak Arabesk (motif daun, cabang, dan pohon). Di atas ketiga pintu gerbang ini, terdapat semacam tympanum yang berbentuk jenjang seperti penampang sebuah tangga. Corak ini merupakan model khas rumah klasik Belanda.

Pada setiap jenjang, dihias dengan miniatur sebuah gardu atau cungkup yang dihiasi kubah bawang pada bagian puncaknya. Corak ini menunjukkan adanya pengaruh India. Jadi, dari bagian luar saja, sudah begitu jelas nuansa ekletik bangunan masjid ini. Sisi kiri dan kanan serambi mempunyai dua tiang yang dihubungkan oleh sebuah pintu gerang, dekorasinya sama dengan serambi bagian depan.

Setelah melewati serambi, kemudian masuk ke ruang utama masjid yang digunakan untuk shalat. Namun, sebelum masuk ke ruang utama ini, terdapat lagi gerbang dan tiang yang sama dengan bagian depan. Gerbang tersebut tanpa pintu, seperti kebanyakan masjid kuno di India.

Bagian tengah ruang shalat berbentuk bujur sangkar yang diatapi oleh kubah utama yang indah dan megah bercorak bawang. Pucuknya dihiasi cunduk, seperti masjid-masjid kuno di India. Penyangga kubah berdenah segi delapan. Pada masing-masing sisinya, terdapat sepasang jendela yang dipergunakan sebagai sirkulasi udara.

Pada bagian bawah, terdapat tritisan berdenah segi delapan. Pada bagian kiri dan kanan ruang shalat utama ini, terdapat unit sayap kembar sehingga bangunan ini menjadi simetris. Atap masjid berbentuk limasan berlapis dua. Pada jendela yang terdapat di masjid ini, tampak sekali pengaruh Moorish, terutama dari hiasan yang bercorak intricate.

Tak hanya itu, keberadaan kolam air yang berada di depan masjid makin menambah indah Masjid Baiturrahman. Sebab, posisinya yang berada di tengah-tengah jalan antara kiri dan kanan dengan luas sekitar lima hingga tujuh meter tersebut turut menambah keindahan dan kemegahan masjid warga Banda Aceh.

Saksi bisu tsunami
Masjid Raya Baiturrahman seakan menjadi saksi bisu peristiwa kelam yang telah meluluhlantakkan wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) beserta seluruh isinya pada 26 Desember 2004. Masjid yang terletak di tengah Kota Banda Aceh ini merupakan satu bukti kebesaran Tuhan yang tetap kokoh dan berdiri tegak kendati gempa dan gelombang tsunami berkekuatan 7,5 skala richter melanda.

Walau akibat gempa itu meninggalkan beberapa keretakan di dinding masjid, hal itu tidak mengurangi keindahan dan keunikan masjid kebanggan warga Aceh ini. Bahkan, ketika Republika mengunjungi masjid ini setahun pascatsunami, sisa-sisa keretakan masih ada. Namun, hal itu dijadikan warga sebagai bentuk peringatan agar senantiasa mengingat kebesaran Tuhan.

Sulaiman, salah seorang jamaah masjid tersebut, mengatakan, saat tsunami terjadi, Masjid Raya Baiturrahman menjadi tempat menyelamatkan diri bagi warga yang berlindung di rumah Allah tersebut. Meski gelombang tsunami yang terjadi saat itu tingginya mencapai puluhan meter, airnya hanya masuk ke halaman masjid sebatas pinggang dan tidak sampai masuk ke dalam bangunan masjid.

Namun, tidak demikian dengan bangunan gedung dan rumah toko (ruko) di sekitar lingkungan masjid. Seluruh bangunan yang ada di kiri dan kanan masjid tenggelam, kecuali yang ketinggiannya di atas 20 meter, dan semuanya rusak. ''Utuhnya masjid ini seharusnya menambah keyakinan bagi umat manusia, khususnya umat Islam untuk mempertebal keimanannya, karena kuasa-Nya sudah ditunjukkan dengan menjaga tempat ibadah bagi pengikut Nabi Muhammad tersebut,'' tutur Sulaiman.

Usai tsunami yang melanda wilayah Aceh ini, Masjid Raya Baiturrahman kembali direnovasi karena mengalami kerusakan walaupun tidak terlalu parah. Renovasi tersebut dilakukan pada tahun 2005. dia/sya/berbagai sumber


Markas Perjuangan Rakyat Aceh

Di samping sebagai tempat ibadah; pada masa penjajahan, Masjid Raya Baiturrahman berfungsi sebagai markas pertahanan terhadap serangan kompeni. Fungsi tersebut mulai terasa semasa pemerintahan Sultan Alaidin Mahmud Syah (1870-1874). Di masjid ini, sering pula diadakan musyawarah besar untuk membicarakan strategi penyerangan dan kemungkinan serangan tentara Belanda terhadap Kesultanan Aceh.

Saat Pemerintah Hindia Belanda menancapkan kekuasaannya di bumi Aceh pada 1873, Kesultanan Aceh di bawah kepemimpinan Sultan Alaidin Mahmud Syah menolak mentah-mentah kedaulatan pemerintahan penjajah tersebut. Penolakan ini membuat pihak Belanda merasa tersinggung dan murka. Buntutnya, Pemerintah Hindia Belanda memaklumatkan perang terhadap Kesultanan Aceh.

Karena posisinya yang sangat penting dan strategis, tidak pelak Masjid Raya Baiturrahman menjadi ajang perebutan. Tercatat dalam sejarah, dua kali masjid kebanggaan kaum Muslim di Tanah Rencong ini dibakar Belanda.

Pertama, pada 10 April 1873, ketika pasukan Belanda melakukan serangan besar-besaran sebagai upaya balas dendam atas kekalahan mereka. Dalam serangan besar itu, Masjid Raya Baiturrahman tidak saja berhasil direbut, bahkan kemudian dibakar sebagian.

Kedua, pada 6 Januari 1874. Meskipun masjid ini dipertahankan mati-matian oleh seluruh rakyat Aceh, karena keterbatasan dan kesederhanaan persenjataan, akhirnya rakyat Aceh harus merelakan masjidnya jatuh ke tangan musuh. Tidak hanya direbut, kali ini pihak penjajah membakar habis bangunan Masjid Raya Baiturrahman. Saat bersamaan, Belanda juga mengumumkan bahwa Kesultanan Aceh sudah berhasil ditaklukkan dan berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda.

Dibangun kembali
Namun, untuk mengambil hati rakyat Aceh, Pemerintah Hindia Belanda berjanji akan membangun kembali masjid yang telah hancur itu. Pada 1879, pembangunan Masjid Raya Baiturrahman dimulai kembali oleh Mayor Jenderal K Van Der Heijden selaku gubernur Militer Hindia Belanda di Aceh saat itu. Namun, sumber lain menyebutkan bahwa pembangunan kembali masjid ini dimulai pada 1881. Masjid yang dibangun ini hanya memiliki satu buah kubah.

Kemudian, pada tahun 1935, bangunan Masjid Raya Baiturrahman ini diperluas lagi dengan menambah dua kubah pada sisi kanan dan kiri sehingga jumlahnya menjadi tiga buah kubah. Perluasan ini dikerjakan oleh Jawatan Pekerjaan Umum Pemerintah Hindia Belanda (B.O.W) dengan biaya sebanyak 35 ribu gulden. Sebagai pimpinan proyek adalah Ir M Thahir dan selesai dikerjakan pada akhir 1936.

Setelah Indonesia merdeka, pemugaran kembali dilakukan terhadap bangunan Masjid Raya Baiturrahman. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama RI tanggal 31 Oktober 1957, dilakukan penambahan dua kubah lagi di bagian belakang. Penambahan kubah ini selesai dikerjakan pada 1967. Selain menambah dua kubah, pemugaran juga dilakukan dengan membangun dua buah menara sebelah utara dan selatan. Dengan demikian, bangunan Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima buah kubah dan dua menara.

Pada tahun 1981, dalam rangka menyambut Musabaqah Tilawatil Qur'an Tingkat Nasional ke-XII, bangunan masjid ini diperindah dengan peralatan, pemasangan klinkers di atas jalan-jalan dalam pekarangan masjid. Selain itu, perbaikan dan penambahan tempat wudhu dari porselen dan pemasangan pintu Krawang, lampu chandelier, tulisan kaligrafi ayat-ayat Alquran dari bahan kuningan, dan instalasi air mancur dalam kolam halaman depan.

Pada tahun 1991-1993, Masjid Raya Baiturrahman melaksanakan perluasan kembali yang disponsori oleh Gubernur saat itu, Ibrahim Hasan. Perluasan tersebut meliputi halaman depan dan belakang serta bangunan masjidnya itu sendiri. Bagian masjid yang diperluas meliputi bagian lantai masjid tempat shalat, ruang perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran, aula dan ruang tempat wudhu, serta enam lokal sekolah. Sedangkan. perluasan halaman meliputi taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua buah minaret.

Sehingga, luas ruangan dalam Masjid Raya Baiturrahman menjadi 4.760 meter persegi berlantai marmer buatan Italia, dengan ukuran 60 x 120 cm, dan dapat menampung 9.000 jamaah. Dengan perluasan tersebut, Masjid Raya Baiturrahman sekarang memiliki tujuh kubah, empat menara, dan satu menara induk.

Dari masa ke masa, Masjid Raya Baiturrahman telah berkembang pesat, baik ditinjau dari segi arsitektur, peribadatan, maupun kegiatan kemasyarakatan. Dengan luas area sekitar empat hektare (ha), di dalamnya terdapat sebuah kolam, menara induk, dan bagian halaman lainya ditumbuhi rumput yang ditata dengan rapih dan indah diselingi tanaman dan pohon hias.dia/berbagai sumber/kem

Selasa, 24 Maret 2009

MOHON DOA KESEMBUHAN

Mohon doa semoga rekan kita Mahdar Haris Lubis segera sembuh. Beliau saat ini dirawat di Ruang ICU RS Permata Bunda Medan dlm keadaan koma disebabkn kecelakaan lalu lintas. Beliau sudah 11 hari tidak sadarkan diri.

Kegiatan KAHMI Medan

Jumat, 20 Maret 2009

KAHMI gelar seminar 70 tahun Nurcohlish Madjid

Thursday, 19 March 2009 13:31 WIB
RUDI ARMAN
WASPADA ONLINE

MEDAN - Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Medan akan menggelar seminar nasional dalam rangka mengenang 70 tahun Prof. Dr. Nurcholish Madjid di Emerald Garden Hotel Jalan Putri Hijau Medan, Sabtu (21/3).

Seminar mengambil tema, ‘Pemikiran Politik Cak Nur dan Relevansinya dengan Komteks Pemilu 2009' menampilkan nara sumber Dr. Yudi Latif, MA dengan makalahnya ‘Pemikiran Politik Cak Nur: Relevansinya dengan Pemili 2009' dan Prof. Dr. Nur Ahmad Fadhil Lubis dengan makalahnya ‘Gagasan Etika Politik Qurani Cak Nur'.

Demikian dikatakan Kordinator Presidium KAHMI Medan Ir. Murlan Tamba didampingi, Sekretaris Umum Ir. Irwan Bahri, Bendahara Umum Drg. Sahbana, Ketua Lembaga Dakwah dan Komunikasi Ummat Azhari Akmal Tarigan, MA dan Presidium Syahruzal Yusuf, SH, siang ini.

Menurut Murlan Tamba, kegiatan ini bertujuan untuk menggali relevansi pemikiran Cak Nur, khususnya yang berkenaan dengan persoalan politik bangsa. Melakukan pencerahan pemikiran terhadap politisi, aktivis, yang hampir saja larut dan tenggelam dalam hal-hal yang bersifat pragmatis dan praktis.

"Dalam suaana seperti ini kita terkadang dituntut untuk melakukan perenungan guna memperoleh sudut pandang baru dalam memahami sebuah persoalan," jelasnya.

Selain itu lanjutnya, disebabkan etika politik menjadi salah satu concern Cak Nur, seminar ini juga diharapkan dapat merumuskan ‘Etika Politik Bangsa Menyambut Pemilu' menuju Indonesia yang lebih beradab.

Seminar akan dihadiri sedikitnya 200 orang peserta terdiri dari pengurus dan anggota KAHMI, cendikiawan Islam, para Caleg berasal dari KAHMI, pimpinan ormas Islam, tokoh mahasiswa dan hasil seminar ini akan disusun buku tentang Cak Nur.
(sit/wsp)

Kamis, 12 Maret 2009

SEMINAR NASIONAL 70 TAHUN CAK NUR

MD Kahmi Medan akan mengadakan Seminar Nasional 70 Tahun Prof Dr. Nurcholish Madjid: Pemikiran Politik Cak Nur dan Relevansinya dengan Konteks Pemilu 2009, pada 21 Maret 2009 jam 09.00 s/d 14.00 di Emerald Garden International Hotel, Jl. Yos Sudarso No 1 Medan, dengan narasumber : Dr. Yudi Latif dan Prof. Dr. Nur Ahmad Fadhil Lubis, MA dengan moderator Drs. Azhari Akmal Tarigan, MAg

Rabu, 25 Februari 2009

PUBLIKASI VISI MISI CALEG

Mengingat bahwa Pemilu sudah dekat, MD KAHMI Medan mengajak warga KAHMI Medan yang Caleg berkenan sosialisasi visi dan misi melalui blogweb ini. Isi sosialisasi dapat diemail ke :kahmi_mdn@yahoo.com (kami terima dalam bentuk yg sederhana). Kemudian silahkan juga meng-add facebook KAHMI Medan serta mengikuti diskusi melalui group KAHMI Medan FB Group.

Senin, 19 Januari 2009


NUZULIATI MADJIED,SE
CALEG NO 12
PARTAI GOLKAR (23)











DAERAH PEMILIHAN
(MEDAN KOTA,AREA,DENAI,AMPLAS)


MEWAKILI ASPIRASI PEREMPUAN KOTA
MEDAN
“ BERBUAT DAN MANDIRI”
12:NUZULIATI MAJIED,SE
DAERAH PEMILIHAN I
MEDAN KOTA,AREA,
DENAI,AMPLAS
Lahir di medan 31 januari 1964
Anak ke 9 dari 13 bersaudara
AYAH bernama H.ABDUL MADJIED bersuku bangsa Banten & Melayu Asahan
IBU AlmH.Rosmiati bersuku bangsa Jawa&Tapsel .
PENDIDIKAN
 SD NEGERI NO 35 JLN.GAJAHMADA,MEDAN.
TAMAT TAHUN 1977.
 SEKOLAH MENENGAH TINGKAT PERTAMA NEGERI I MEDAN, TAMAT TAHUN 1980
 SEKOLAH MENENGAH TINGKAT ATAS NEGERI I MEDAN.
TAMAT TAHUN 1983
 UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN FAK EKONOMI MANAGEMEN TAMAT TAHUN 1989

RIWAYAT ORGANISASI
 SEKETARIS KAUKUS POLITIK PEREMPUAN KOTA MEDAN.
 SEKETARIS LAZIS KAHMI DPW KOTA MADYA MEDAN.
 PENGURUS MKGR KOTAMADYA MEDAN.
 WAKIL KETUA UMUM GAMI DKI JAKARTA.
 MANTAN PENGURUS BANKO SUMBAGUT.
 MANTAN SEKETARIS UMUM KOHATI HMI CAB MEDAN.
 MANTAN KETUA KOHATI UNIV HKBP NOMENSEN MEDAN.
 MANTAN BENDAHARA UMUM REMAJA MESJID MUSLIMIN JLN BTG SERANGAN MEDAN.

PELATIHAN
 BASIC TRAINING HMI CAB MEDAN.
 INTERMEDITE TRAINING HMI CAB MEDAN.
 UP GRADING KOHATI TINGKAT NASIONAL JAKARTA.
 MANAGEMENT RETAIL .

PENGALAMAN KERJA
 WIRA SWASTA .tahun 2006-sekarang
 STORE MANAGER PT MEGA DEPT STORE PEKANBARU.tahun2001-2005
 REGIONAL BUYER SUMATRA PT MATAHARI PUTRAPRIMA. tahun1988-1999
 MARKETING PT UNILEVER MEDAN.tahun 1988
VISI
MENCIPTAKAN KAUM PEREMPUAN INTELEKTUAL ,BERTAQWA KEPADA TUHAN YME MEMAHAMI HARKAT,MARTABAT SERTA MANDIRIMENGANGKAT HARKAT MARTABAT KAUM PEREMPUAN KOTAMADYA MEDAN
MISI
MENCIPTAKAN KAUM PEREMPUAN INTELEKTUAL ,BERTAQWA KEPADA TUHAN YME MEMAHAMI HARKAT,MARTABAT SERTA MANDIRI
IMPLEMENTASI
1. Kaum perempuan harus menguasai ilmu pengetahuan sesuai dengan keahlian dan tingkat pendidikannya.
2. Dengan menguasai pendidikan diharapkan kaum Perempuan dapat meningkatkan penghasilan dalam keluarga.
3. Kaum perempuan harus dapat menciptakan generasi muda penerus bangsa yang cerdas,bertaqwa kepada tuhan YME,cinta tanah air,bangsa dan negara.
4. Kaum perempuan yang berpendidikan harus mampu bersinergi dengan kaum pria untuk berpartisipasi dalam kemajuan pembangunan untuk bangsa dan negara.
5. Kaum perempuan harus mampu memotivasi pasangan agar dapat bertanggung jawab terhadap profesinya,bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara serta berpegang teguh pada .Tidak melakukan hal – hal yang akan menghancurkan bangsa

Senin, 12 Januari 2009

Mahasiswa galang dana untuk Palestina

WASPADA ONLINE

Minggu, 11 Januari 2009


MEDAN - Sejumlah mahasiswa di Medan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan aksi galang dana untuk korban Palestina di perempatan Jalan Jamin Ginting Medan, Sabtu pagi. Kepada wartawan, Yesi, salah seorang kader HMI mengatakan, tujuan dilakukannya penggalangan dana itu untuk meringankan beban yang di derita oleh rakyat Palestina.

"Tujuan kami menggalang dana ini untuk menringankan penderitaan rakyat Palestina, karena berdasarkan informasi yang kami dapat dari sejumlah media cetak maupun eleltronik, rakyat palestina, korban serangan dari bangsa Israel kini membutuhkan bantuan berupa makanan dan obat-obatan, maka itu kami melakukan aksi penggalangan dana," katanya.

Ia menambahkan, hingga saat ini mereka telah mengumpulkan dana dari pengguna jalan di daerah tersebut sekitar Rp 3 Juta.

"Hingga saat ini kami telah mengumpulkan dana sekitar tiga juta rupiah, mudah-mudahan angka ini akan terus bertambah," katanya.

Yesi mengatakan, keseluruhan dana yang terkumpul, nantinya akan dikirim melalui rekening bank kepada instansi yang lebih berkompeten menangani masalah ini.

"Rencananya dana tersebut, tidak kami belikan dalam bentuk barang, melainkan berupa uang yang akan kami transfer ke nomor rekening salah satu insatansi terkait menangani masalah ini," katanya.

Devi, salah seorang pengguna jalan di daerah tersebut, kepada antarasumut.com mengatakan, dirinya sangat mendukung aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh mahasiswa, karena menurutnya selain mereka harus menuntut ilmu di perguruan tinggi, mereka juga harus perduli dengan kondisi rakyat baik di negara Indonesia maupun di dunia.

"Sangat bagus aksi penggalangan dana yang mereka lakukan, ternyata mahasiswa bukan hanya pandai berdemontrasi saja, tetapi juga harus perduli dengan rakyat," katanya.

Jumat, 09 Januari 2009

UNDANGAN RAPAT KAHMI MEDAN

Assalamualaikum Wr Wb
Yth Presidium/Pengurus MD KAHMI Medan, mohon kehadirannya pada Rapat yang diadakan pada hari Jumat/09 Januari 2009 pukul 16.00 s/d selesai di Sekretariat MD KAHMI Medan.
Agenda: Evaluasi Hasil Diskusi Refleksi Akhir Tahun, Rencana Kegiatan LAZIS KAHMI Medan, Persiapan Raker MD KAHMI Medan dan lain-lain yang dianggap perlu. (sms dari Sekretaris Umum MD KAHMI Medan)
PHOTO DISKUSI AKHIR TAHUN KAHMI MEDAN



Kelihatan dari kiri ke kanan: Isfan Dahrian (Moderator), Irwansyah Hasibuan (Narasumber) dan Dr. Wahyu (Narasumber).